17 Februari 2013

Setangkai Mawar Kertas

Tak kuduga semua kan seperti ini
Sahabat terbaik pergi meninggalkan diri ini
Melepaskan semua kenangan indah dalam memori
Yang dahulu tersusun rapi dalam relung hati

Ucapanku kini hanya seperti debu
Yang terus bertebaran kala angin menyapu
Sikapnya kepadaku pun seolah beku
Dingin...seakan semua terbelenggu

Hanya mimpi yang takdirkan kita kembali
Kembali seperti waktu yang pernah dinanti
Akankah semua itu terjadi ?
Ku serahkan semua padamu Ya Robbi

Ku tak ingin terus seperti ini
Terbentang jarak jauh dengan sahabat sendiri
Bila air mata bisa beri janji
Ku kan terus menangis hingga air mata ini tak berhenti lagi

Semua berasal dari kesalahan diri
Melukai hati sahabat dengan ucapan emosi
Kini ia kecewa...dan menjauh pergi
Meninggalkan luka yang tiada terobati

Kata maaf pun seakan tiada berguna
Karena semua telah terjadi begitu saja
Sahabat terbaik terlanjur menelan luka
Atas sikap bodohku yang buat ia merana

Setangkai mawar kertas jadi isyarat
Isyarat dari kecewa dan terlukanya seorang sahabat
Namun...terselip maknya yang tersirat
Bahwa ia tak ingin selamanya kita berdebat

Setangkai mawar kertas yang ia berikan
Kan ku jadikan itu sebuah harapan
Harapan yang nantinya jadi jalan penghapus kerinduan
Kerinduan akan sosok yang selalu kubanggakan

Kini...percuma menangisi semua yang terjadi
Karena semua takkan bisa kembali
Hanya karena kamu ku bisa berdiri
Dan karena kamu pula ku bisa lalui hari yang sepi

Sahabat...ingatlah akan mawar kertas yang kau berikan
Mawar yang berikan banyak harapan
Harapan yang kelak kan jadi kenyataan
Antara kita, bersama...lalui derasnya badai kehidupan 

0 komentar: